Rabu, 23 Maret 2011

Sudahkah Bangsa Ini Mempedomani Al-Quran?


[BULETIN AL-ISLAM EDISI 374]
Satu peristiwa yang selalu diperingati pada bulan ini adalah Nuzulul Quran. Allah SWT telah menegaskan bahwa al-Quran telah diturunkan pada bulan Ramadhan:
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْءَانُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ
Bulan Ramadhan itu, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) al-Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu serta pembeda (yang haq dari yang batil). (QS al-Baqarah [2]: 185).
Terkait dengan ayat di atas, Imam ath-Thabari menjelaskan, maknanya adalah bahwa al-Quran merupakan petunjuk bagi manusia ke jalan yang benar dan metode yang lurus; yang berisi penjelasan yang menunjukkan ketentuan-ketentuan dan kewajiban-kewajiban Allah serta hukum-hukum halal dan haram-Nya; sekaligus merupakan pembeda yang membedakan yang haq dari yang batil (Ath-Thabari, Tafsîr ath-Thabarî,.). Pengertian senada juga dikemukakan oleh al-Baghawi (Lihat: Al-Baghawi: Tafsîr al-Baghâwî).
Dengan demikian, Allah menurunkan al-Quran tiada lain agar diambil, diikuti dan dijadikan petunjuk oleh manusia dalam menjalani hidup dan mengelola kehidupan ini. Allah SWT juga berfirman:
وَهَذَا كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ مُبَارَكٌ فَاتَّبِعُوهُ وَاتَّقُوا لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
Al-Quran adalah Kitab—yang telah Kami turunkan—yang diberkati. Karena itu, ikutilah dia agar kalian dirahmati. (QS al-An‘am [6]: 155)
Allah SWT juga memerintahkan agar kita berpegang teguh dengan al-Quran:
فَاسْتَمْسِكْ بِالَّذِي أُوحِيَ إِلَيْكَ إِنَّكَ عَلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ
Berpegang teguhlah kamu dengan apa yang telah diwahyukan kepadamu. Sesungguhnya kamu berada di atas jalan yang lurus.(QS az-Zukhruf [43]: 43).
Perintah kepada Rasul adalah juga perintah kepada kita selama tidak ada dalil yang mengkhususkannya hanya untuk Beliau saja. Dalam hal ini, memang tidak terdapat dalil yang mengkhususkannya untuk Beliau. Artinya, ayat di atas sejatinya juga memerintahkan kita untuk berpegang teguh dengan wahyu yang diturunkan kepada Rasul saw., yaitu berpegang teguh dengan al-Quran dan as-Sunnah.
Kita juga diperintahkan untuk taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Artinya, kita diperintahkan untuk selalu terikat dan berpegang teguh dengan al-Quran dan as-Sunnah.

Sudahkah Kita Mengamalkan al-Quran?
Puasa yang telah mengajari kita ketundukan dan ketaatan kepada Allah SWT haruslah semakin menyadarkan kita untuk semakin tunduk dan taat pada al-Quran, wahyu yang telah Allah turunkan sebagai petunjuk bagi kita. Momen peringatan Nuzulul Quran pada bulan Ramadhan seperti saat ini harusnya kita gunakan untuk merenung dan mengintrospeksi diri: sudah sejauh mana kita menjadikan al-Quran sebagai petunjuk hidup kita; sejauh mana kita mengadopsi ketentuan halal-haramnya serta hudûd dan hukum-hukum di dalamnya. Karena itu, hendaknya kita menjadikan al-Quran sebagai tolok-ukur untuk mengukur baik-buruknya kehidupan kita.
Layar TV di rumah kita selama bulan Ramadhan ini, misalnya, malah semakin dipenuhi dengan tontonan canda-tawa dan senda-gurau belaka. Bangunnya orang pada dini hari, kelesuan mereka pada siang hari dan keletihan mereka pada malam hari lebih banyak ditangkap sebagai peluang bisnis. Nuansa komersialisasi Ramadhan pun lebih kental terasa. Padahal Allah SWT menyerukan:
وَذَرِ الَّذِينَ اتَّخَذُوا دِينَهُمْ لَعِبًا وَلَهْوًا وَغَرَّتْهُمُ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا وَذَكِّرْ بِهِ أَنْ تُبْسَلَ نَفْسٌ بِمَا كَسَبَتْ
Tinggalkanlah orang-orang yang menjadikan agama mereka sebagai permainan dan senda-gurau belaka dan mereka telah ditipu oleh kehidupan dunia. Peringatkanlah (mereka) dengan al-Quran itu agar masing-masing diri tidak dijerumuskan ke dalam neraka karena perbuatannya sendiri. (QS al-An‘am [6]: 70).
Karena itu, Ramadhan semestinya harus lebih banyak digunakan untuk menumbuhsuburkan spirit ketaatan serta mengentalkan komitmen dan tekad untuk menerapkan syariah Islam, bukannya untuk senda-gurau dan galak-tawa.
Pornografi dan pornoaksi selama bulan Ramadhan ini ternyata tetap marak. Tayangan yang mempertontonkan aurat dan sensualitas masih tetap banyak ditampilkan. Padahal al-Quran mengatakan:
وَقُلْ لِلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا مَا ظَهَرَ مِنْهَا
Katakanlah kepada para wanita Mukmin, “Hendaklah mereka menahan pandangannya, memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) tampak padanya.” (QS an-Nur [24]: 31).
Pada bulan ini, para wanita yang keluar rumah tanpa mengenakan busana islami pun tetap dibiarkan. Padahal al-Quran memerintahkan agar kita mengatakan kepada para wanita Mukmin:
يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلَابِيبِهِنَّ
Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.(QS al-Ahzab [33]: 59).
Keluarga dan kehidupan anak-anak remaja kita pun telah banyak dihiasi dengan seks bebas dan narkoba. Betapa tidak. Pengguna narkoba di negeri ini disinyalir lebih dari 4 juta orang. Berdasarkan survey Republikabeberapa waktu lalu, lebih dari dua pertiga remaja yang disurvey mengaku pernah melakukan seks bebas. Jelas, ini menunjukkan bahwa kita telah melalaikan perintah Allah di dalam al-Quran yang mulia:
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ
Hai orang-orang yang beriman, peliharalah diri kalian dan keluarga kalian dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya para malaikat yang kasar, keras dan tidak mendurhakai Allah dalam apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. (QS at-Tahrim [66]: 6).
Wajah perpolitikan kita pun kembali ternoda dengan adanya gerakan untuk memberangus suara Islam melalui wacana asas tunggal yang akan berakibat partai dilarang berasaskan Islam. Padahal al-Quran justru mengharuskan asas Islam itu, karena keberadaan partai tidak lain adalah untuk menyerukan Islam serta melakukan amar makruf dan nahi mungkar.
وَلْتَكُنْ مِنْكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
Hendaklah ada di antara kalian segolongan umat yang menyerukan kebajikan Islam dan melakukan amar makruf nahi mungkar. Merekalah orang-orang yang beruntung. (QS Ali Imran [3]: 104).
Lebih dari itu, Al-Quran telah memerintah kita untuk berhukum hanya dengan syariah-Nya.
فَاحْكُمْ بَيْنَهُمْ بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ وَلَا تَتَّبِعْ أَهْوَاءَهُمْ عَمَّا جَاءَكَ مِنَ الْحَقِّ
Putuskanlah perkara mereka menurut apa yang telah Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. (QS al-Maidah [5]: 48).
Karena itu, ketika kita diseru untuk itu, jawaban kita harusnya sebagaimana yang dinyatakan al-Quran:
إِنَّمَا كَانَ قَوْلَ الْمُؤْمِنِينَ إِذَا دُعُوا إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ لِيَحْكُمَ بَيْنَهُمْ أَنْ يَقُولُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
Sesungguhnya jawaban orang-orang Mukmin, jika mereka diseru kepada Allah dan Rasul-Nya agar Rasul menghukum (mengadili) di antara mereka, ialah ucapan, “Kami mendengar dan kami patuh.” Mereka itulah orang-orang yang beruntung. (QS an-Nur [24]: 51).
Saat ini, ekonomi kita pun masih ekonomi ribawi. Padahal al-Quran telah menyatakan:
وَأَحَلَّ اللَّهُ الْبَيْعَ وَحَرَّمَ الرِّبَا
Allah telah menghalalkan jual-beli dan mengharamkan riba. (QS al-Baqarah [2]: 275).
Sebagian dari kita pun mulai membangun hubungan bisnis dengan Yahudi. Pengusaha Israel telah disambut untuk berinvestasi di NTT (Jawa Pos, 4/9). Soros, yang juga Yahudi, disambut untuk berinvestasi di Aceh (Antaranews, 12/9). Bahkan disinyalir tangan-tangan dan modal Yahudi telah banyak bergentayangan di dunia usaha kita, termasuk memodali (baca membeli) beberapa perusahaan penting. Padahal Allah SWT telah memperingatkan:
وَلَنْ تَرْضَى عَنْكَ الْيَهُودُ وَلَا النَّصَارَى حَتَّى تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ
Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan pernah senang kepada kalian hingga kalian mengikuti agama mereka. (QS al-Baqarah [2]: 120).
Lebih dari itu, Pemerintah telah menjadikan kaum kafir imperialis musuh Allah sebagai sahabat; mereka bahkan diberi fasilitas, seperti dalam kasus DCA, perang melawan terorisme dan banyak kasus lainnya. Padahal al-Quran menyatakan:
وَلَا يَزَالُونَ يُقَاتِلُونَكُمْ حَتَّى يَرُدُّوكُمْ عَنْ دِينِكُمْ إِنِ اسْتَطَاعُوا
Mereka tidak henti-hentinya memerangi kalian sampai mereka dapat mengembalikan kalian dari agama kalian (pada kekafiran)—seandainya mereka sanggup. (QS al-Baqarah [2]: 217).
Padahal Allah SWT telah menunjukkan kepada kita bagaimana seharusnya kita memperlakukan mereka:
وَقَاتِلُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ الَّذِينَ يُقَاتِلُونَكُمْ وَلَا تَعْتَدُوا
Perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kalian, tetapi janganlah kalian melampaui batas. (QS al-Baqarah [2]: 190).

Wahai Kaum Muslim:
Semakin banyak bangsa ini bercermin pada al-Quran, semakin banyak kita dapati bahwa bangsa ini menyalahi al-Quran. Ironisnya semua itu dilakukan secara sadar. Hendaknya kita sadar bahwa dengan semua itu sesungguhnya bangsa ini sedang menggali lubang kubur sendiri.
وَمَنْ أَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنْكًا وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَى
Siapa saja yang berpaling dari peringatan-Ku, sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit. (QS Thaha [20]: 124).
Hendaknya kita merenungkan peringatan Allah:
وَاتَّقُوا فِتْنَةً لَا تُصِيبَنَّ الَّذِينَ ظَلَمُوا مِنْكُمْ خَاصَّةً وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ
Peliharalah diri kalian dari siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang zalim saja di antara kalian. Ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaan-Nya. (QS al-Anfal [8]: 25).
Karena itu, hendaknya kita segera mewujudkan seruan Allah SWT:
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اسْتَجِيبُوا لِلَّهِ وَلِلرَّسُولِ إِذَا دَعَاكُمْ لِمَا يُحْيِيكُمْ
Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul jika Rasul menyeru kalian pada sesuatu yang memberikan kehidupan kepada kalian. (QS al-Anfal [8]: 24)
Allâhumma arhamnâ wa bârik lanâ wa waffiqnâ ilâ thâ‘atika.
Komentar:
Ada Ketakutan terhadap Perkembangan Islam Politik (Republika, 25/09/07)
Yang takut pasti kalangan sekular yang anti Islam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar