Rabu, 23 Maret 2011

Strategi Imperialisme Amerika Memecah-Belah Indonesia: Waspadalah, Wahai Kaum Muslim!


BULETIN AL-ISLAM EDISI 364
Koran Jawapos hari ini (5/7/2007) telah melansir pernyataan Ketua Sub Komisi Asia Pasifik Konggres AS, Eni Valeo Mavaega ketika berkunjung ke Jakarta. Dia menyatakan, “Memang benar, saya telah mengatakan, kalau Pemerintah Indonesia tidak bisa memperlakukan Papua dengan baik, berikan saja kemerdekaan. Saya tidak mengingkarinya.”
Pada hari yang sama, stasiun Metro TV menyiarkan bahwa tuntutan merdeka di Papua semakin meningkat, setelah munculnya bendera Bintang Kejora—Bendera OPM (Organisasi Papua Merdeka)—dalam Konferensi Besar Masyarakat Adat Papua. Para peserta kongres pun meneriakkan “Merdeka!” pada tanggal (4/7/20007).
Sebelumnya, Utusan Khusus Sekjen PBB, Hina Jillani secara provokatif menyatakan, “Di Papua telah terjadi pelanggaran HAM.” Itu dia katakan setelah dia berkunjung ke Papua dan Aceh pada tanggal 15 Juni 2007. Itu semua setelah 17 Jenderal AS berkunjung ke wilayah Aceh pada bulan Mei 2007 yang lalu.
Tentu, bukan sesuatu yang terjadi dengan tiba-tiba jika Bendera RMS muncul di depan Presiden SBY saat merayakan Peringatan Hari Keluarga Nasional (HAGANAS) di Maluku (29/6/2007). Sebab, semuanya tadi bukan merupakan insiden yang terpisah dengan yang lain, melainkan mempunyai hubungan dengan berbagai peristiwa sebelumnya yang terjadi secara berantai. Memang benar, semua peristiwa tersebut menunjukkan satu hal, bahwa ada strategi imperialisme untuk memecah-belah negeri ini yang dilakukan oleh AS dan sekutunya, seperti Autralia, Singapura dan Filipina. Strategi ini dijalankan oleh AS dengan mengeksploitasi sentimen Kristen di wilayah-wilayah tersebut, khususnya di Papua dan Maluku. Strategi yang sama sebelumnya telah digunakan dalam melepaskan Timor Timur tahun 1999 M. Peranan Uskup Bello di sana (ketika itu) sangat masyhur dan tidak dapat dinafikan oleh siapapun.
Inilah strategi yang telah dibuat oleh Amerika, karena Amerika cemas terhadap perkembangan Islam yang mengalami peningkatan di negeri ini, setelah penduduknya yang Muslim kembali pada keislaman mereka, serta setelah munculnya keinginan kuat mereka untuk hidup dalam naungan syariah agama mereka. Salah seorang intelektual, Dr. Jalaluddin Rahmat, telah menjelaskan (4/7/2007) hal itu dengan statemennya, “Kerinduan pada syariah Islam saat ini telah menjadi komoditas bagi partai-partai politik dalam pemilihan kepala daerah.”
Begitulah, perkembangan Islam yang mengalami peningkatan di negeri ini merupakan fakta yang membuat Amerika dan sekutunya pusing kepala. Mereka merasakan adanya ancaman serius yang tercermin pada Islam dan kebangkitan Islam. Mereka pun menekan para kompradornya untuk melawan Islam politik transnasional. Sesungguhnya masalah Indonesia yang—merupakan negeri Muslim ini—bagi Amerika dan sekutunya adalah masalah internasional yang sangat kritis. Sebab, Indonesia bersama-sama dengan Malaysia akan bisa menjadi front perlawanan di kawasan tersebut, yang tidak kalah dengan kekuatan besar yang berpengaruh di sana; tentu kalau keduanya menjadikan Islam sebagai ideologi dan sistem kehidupannya.
Karena itu, Amerikalah yang berada di balik pembuatan berbagai rencana untuk memecah-belah Indonesia agar bisa melemahkannya, yaitu sebagai berikut:
PertamaAmerikalah yang menciptakan konflik di tengah angkatan bersenjata, antara TNI dan Polri, dan menjadikan keduanya di bawah dua kepemimpinan yang terpisah pada tahun 1998 M, kemudian memprovokasi keduanya dengan sejumlah isu. Dengan cara tersebut, kekuatan pertahanan dan keamanan di dalam negeri pun menjadi lemah. Kedua, Amerika telah mengembargo TNI untuk membeli persenjataan dari Amerika setelah terjadinya konflik berdarah di Timor Timur tahun 1999 M. Ketiga, Amerika telah mendiktekan UU Otonomi Daerah nomer 22 tahun 1999 M. Dengan undang-undang tersebut, daerah-daerah diberi kewenangan luas, termasuk mengatur urusan keuangan, kekayaan alamnya, dan masuknya investasi asing secara langsung. Pada saat yang sama, kewenangan pemerintah pusat menjadi terbatas. Keempat, Amerika memprovokasi perang saudara dengan mengeksploitasi sentimen suku dan agama, sebagaimana yang terjadi di Papua, Ambon-Maluku dan Poso–Sulawesi Tengah. Kelima, Amerika menyibukkan negeri tersebut dengan isu terorisme, sebagai isu vital (qâdhiyyah mashîriyyah), agar bisa memalingkan pikiran rakyat dari berbagai isu sparatisme yang sangat berbahaya, yang digerakkan oleh Amerika dan sekutunya di negeri ini. Padahal sparatisme tersebut telah dan sedang terjadi di depan mata dan pendengaran para penguasa, tetapi mereka seolah menutup mata terhadapnya. Keenam, Amerika membuat berbagai penghalang untuk menghalangi Islam tersebar-luas dan dipeluk sebagai akidah dan syariah, setelah melihat rakyat menginginkan Islam sebagai dasar persatuan mereka. Karena itulah, mereka mulai menakut-nakuti rakyat dengan Islam politik dan gerakan Islam transnasional, kemudian mengintimidasi mereka.Ketujuh, intervensi militer di negeri tersebut dengan menggunakan kedok latihan militer bersama dengan Singapura.

Wahai kaum Muslim
:
Inilah strategi Amerika dan sekutunya. Ini merupakan strategi yang busuk dengan tujuan memecah-belah negeri Anda. Apakah Anda sekalian akan membiarkannya sehingga negeri Anda menjadi negeri-negeri kecil yang tercabik-cabik, yang tak kuasa menghadapi musuh Anda? Sesungguhnya pernyataan dan tindakan mereka, wahai kaum Muslim, adalah bukti kebusukan mereka, dan makar mereka terhadap Islam dan kaum Muslim. Apakah Anda sekalian menyadari hal ini, dan benar-benar mengetahui ancaman yang sedang mengintai negeri Anda? Sesungguhnya kejahatan mereka memecah-belah Timor Timur tahun 1999 M akan terulang kembali jika Anda tidak bersikap tegas dan keras menghadapi rancangan jahat Amerika tersebut.
Ketahuilah, wahai kaum Muslim, bahwa kebencian yang disembunyikan oleh Amerika kepada Anda sekalian jauh lebih besar daripada apa yang diperlihatkan. Mahabenar Allah SWT yang berfirman:
﴿قَدْ بَدَتِ الْبَغْضَاءُ مِنْ أَفْوَاهِهِمْ وَمَا تُخْفِي صُدُورُهُمْ أَكْبَرُ قَدْ بَيَّنَّا لَكُمُ الآيَاتِ إِنْ كُنْتُمْ تَعْقِلُونَ﴾ [سورة آل عمران]
Benar-benar telah tampak kebencian dari mulut-mulur mereka, sementara apa yang disembunyikan oleh dada mereka jauh lebih besar lagi. Kami benar-benar telah menjelaskan tanda-tanda kepada kalian jika saja kalian mau berpikir.” (QS Ali Imran [3]: 118).

Wahai kaum Muslim:
Lepasnya Timor Timur dari negeri Anda seharusnya Anda jadikan pelajaran. Berhati-hatilah Anda sekalian agar tidak dipatuk ular kembali dengan cara yang sama, sehingga daerah-daerah lain akan lepas, sebagaimana lepasnya Timor Timur. Camkanlah sabda Nabi saw.:
(لاَ يُلْدَغُ المُؤْمِنُ مِنْ جُحْرٍ وَاحِدٍ مَرَّتَيْنِ) [متفق عليه]
Seorang Mukmin hendaknya tidak dipatuk ular pada lubang yang sama dua kali. (HR Muttafaq ‘alaih)
Apalagi strategi Amerika untuk memecah-belah negeri ini sungguh sangat jelas bagi siapa saja yang masih mempunyai hati, atau yang menggunakan pendengarannya, sedangkan dia menyaksikannya.

Wahai kaum Muslim
:
Diamnya Anda sekalian, tanpa mau bergerak sedikit pun dalam menghadapi strategi Amerika yang bertujuan memecah-belah negeri Anda, adalah bentuk pengkhianatan kepada Allah, Rasul-Nya dan orang-orang Mukmin. Sesungguhnya berdiam diri dengan tidak berusaha menolak konspirasi kaum kafir terhadap agama, darah, kemuliaan dan harta Anda adalah kehinaan dan kenistaan, yang tidak pernah diterima oleh seorang Muslim yang masih beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. Seorang Muslim tidak rela negerinya dipecah-belah, bahkan dia sanggup menggadaikan nyawanya dan mengalahkan kesenangannya dalam berperang di jalan Allah. Demikianlah, sebagaimana sabda Rasulullah saw.:
(مَنْ قُتِلَ دُونَ مَالِهِ فَهُوَ شَهِيدٌ وَمَنْ قُتِلَ دُونَ دِينِهِ فَهُوَ شَهِيدٌ وَمَنْ قُتِلَ دُونَ دَمِهِ فَهُوَ شَهِيدٌ وَمَنْ قُتِلَ دُونَ أَهْلِهِ فَهُوَ شَهِيدٌ) [رواه الترمذي].
Siapa saja yang terbunuh karena membela hartanya maka dia mati syahid. Siapa saja yang terbunuh karena membela agamanya maka dia mati syahid. Siapa saja yang terbunuh karena membela darahnya maka dia mati syahid. Siapa saja yang terbunuh karena membela keluarganya maka dia pun mati syahid. (HR at-Tirmidzi).
20 Jumadil Akhir 1428 H
5 Juli 2007
Hizbut Tahrir Indonesia
KOMENTAR AL-ISLAM:
Bush Serukan Konferensi Perdamaian Timur Tengah (Republika.co.id, 17/6/07).
Jangan pernah percaya “nyanyian” Bush. Perdamaian di Timur Tengah adalah mustahil selama biang kekacauan di sana, AS (penjajah Irak dan Afganistan) dan Israel (penjajah Palestina) tetap bercokol.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar